Selasa, 30 Januari 2018

Waspada Risiko Timbulnya Penyakit Akibat Terlalu Sering Galau

Istilah "gangguan" mungkin sering terdengar. Kata populer yang disebutkan oleh kaum muda di berbagai jejaring sosial umumnya digunakan sebagai ungkapan perasaan sedih, vertigo, dilema dan sesuatu yang tidak berarti.

Meski kelihatannya sepele, ternyata 'jijik' itu bukan sekadar ekspresi reguler. Ungkapan ini ternyata memiliki efek psikologis negatif (depresi), bahkan dalam kesehatan fisik seseorang jika tetap ada.

Psikolog klinis Elizabeth Santosa mengungkapkan bahwa kata-kata "menjengkelkan" tidak bisa dijadikan budaya untuk ekspresi sederhana.

"Ini ungkapan yang populer, sementara di KBBI itu berarti kepadatan penduduk yang berlebihan, kekacauan, sehingga bisa disimpulkan sebagai gambaran pikiran, ketidakpastian, dan ketidakpastian yang kacau," kata Elizabeth dalam acara tvOne AYO SEHAT SEHAT pada hari Senin, 29 Januari 2018.

Selain itu, hal itu bisa dialami oleh beberapa kelompok umur, yang kerap menderita kedewasaan sehingga hasilnya bisa menjadi indikasi fase dan siklus menstruasi depresi dan berdampak pada kelainan fisik.

"Depresi pada orang dewasa biasanya didasarkan pada kejadian penting atau hal serius yang terjadi dalam kehidupan mereka, seperti dipecat, bercerai, meninggal, orang dewasa jangan sering marah, tidak seperti remaja," katanya.

Pada remaja, konteks yang membingungkan biasanya disebabkan oleh hormon estrogen yang mempengaruhi mood dan emosi.

"Tapi jika Anda tidak belajar tentang manajemen emosional, biasanya terjadi pada masa dewasa, dan jika Anda tumbuh, akan ada banyak tantangan hidup yang akan membuat Anda merasa lebih emosional."

Kalau sangat sering menjengkelkan

Secara medis, perut ternyata merupakan gejala gangguan yang terjadi di dalam otak. Jadi, merasa lelah untuk waktu yang lama atau terus menerus dapat merusak kesehatan otak dan tubuh manusia.

"Kami tidak akan merasa senang, jika tidak maka akan sangat menyedihkan terus menerus, itu bisa menjadi kecanduan, orang juga malas di dekat kita," kata Elizabeth.

Solusinya tidak mengganggu saya. Ini adalah kebingungan keragu-raguan sehingga berkonsentrasi pada solusi seperti fokus pada tujuan dan kejelasan agar tidak perlu khawatir.

Ahli saraf Johan Akbari Sps, Sh, MArs, mengungkapkan bahwa keadaan buruk kerusakan pada kesehatan otak.

"Masalahnya terletak pada daerah limbik, terutama di amigdala otak, dan tanggapan negatif yang berulang akan mengurangi kepercayaan diri pada ide bunuh diri," katanya di tempat yang sama.

Efek lainnya, selain cara melancarkan haid perubahan mood yang tertekan juga bisa menyebabkan penyakit tertentu.

"Tidak selalu bunuh diri, hepatitis, gastritis kronis akibat mood yang membuatnya tidak mau makan atau kurang tidur."

Solusinya adalah mengurangi kadar serotonin dalam jumlah tinggi.

"Saat mood serotonin meningkat, untuk mengatasi ketidaknyamanan yang bisa kita olah, atau meningkatkan hormon senang (endorfin), cara berolahraga, atau mengubah pikiran menjengkelkan dengan gerakan yang rileks dan bahagia," katanya.